Mencari spot mancing

Kegembiraan mancing bagi sebagian orang adalah banyaknya strike dan banyaknya ikan yang berhasil didaratkan. Untuk mendapatkan ini, pemancing yang memancing di alam liar atau wild fishing dituntut memiliki umpan, piranti dan fisik yang baik. Selain itu para pemancing harus memiliki kemampuan mencari spot ikan yang tepat.

Menurut buku Search and Rescue Survival Training yang diterbitkan USAF, ada 6 titik di sungai yang merupakan tempat favorit bagi ikan yaitu:
1. Di bawah semak yang menggantung yang menutupi permukaan air sungai.
2. Rerumputan yang lebat yang menutupi sungai.
3. Relung sungai yang membentuk arus balik.
4. Pertemuan arus sungai kecil.
5. Dibelakang bebatuan.
6. Pohon tumbang.

Sementara menurut beberapa pemancing jika kita ingin mancing ikan mujair yang besar, biasanya kita harus mencari sarangnya berupa lubang didasar danau/sungai. Teknik memancing mujair seperti ini dinamakan mancing lubang. Pemancing biasanya mengganggu sarang mujair consern dengan kebersihan sarangnya tersebut dengan butiran-butiran gabus.

Untuk mencari spot mancing yang tepat dilaut biasanya tergantung ikan target, teknik mancing, kondisi air serta umpan yang kita pakai.

Pemancing baronang biasanya memancing baronang pada spot yang ada karangnya dan banyak terdapat tritip, kerang serta lumut. Lokasi ideal biasanya didermaga, batrean pemecah ombak, bagang dll.

Bagi pemancing yang menargetkan ikan GT (Giant Trevally) dengan teknik popping atau casting biasanya mencari spot disekitar karang yang menyembul dipermukaan dan sekeliling pulau dimana pecahan ombak terbentuk. Ini dikarenakan jenis ikan ini biasanya mencari mangsa ikan-ikan kecil yang banyak bermain di daerah ini.

Sementara bagi pemancing dasaran dan jigging biasanya mencari lokasi laut yang dasarnya berkarang, drop off, serta tubiran gosong dll. Selain itu mereka juga biasa mencari spot rumpon. Para pemancing teknik ini mengandalkan alat GPS untuk mengingat koordinat spot rumpon, karang atau tubiran yang mereka pernah explore dan mengintip bebatuan dasar laut dengan fishfinder. Biasanya banyak ikan-ikan besar bermain di daerah ini seperti GT, kakap, krapu dan lain-lain.
Selain itu spot mancing ditengah laut bisa diliat dari tanda2 alam seperti banyaknya burung beterbangan dipermukaan laut, pertanda banyak ikan-ikan kecil sedang bergerombol disana yang merupakan mangsa ikan-ikan predator. Selain itu batang pohon yang terapung-apung ditengah laut juga biasanya dimanfaatkan ikan2 predator besar untuk memburu ikan-ikan kecil.

Menurut Bung Ichang (salah satu pemancing senior di Batam), spot yang baik untuk memancing cumi adalah lokasi dengan dasar laut yang memiliki gugusan rumput laut atau karang yang merupakan tempat ideal bagi cumi berlindung dan mencari mangsa. Kondisi air aut harus berwarna cerah/bening, ada sedikit angin (angin darat bukan angin laut) dan kedalaman laut berkisar antara 2-6 meter. Jika mancing di atas dermaga, perhatikan bekas tinta (dari cumi) di lantai dermaga. Bekas tinta ini menunjukkan bahwa anda telah menemukan lokasi yang tepat untuk mancing cumi.

Pencarian spot mancing yang ideal tidak lepas dari banyak faktor yang berperan seperti teknik mancing yang akan digunakan, peralatan dan perlengkapan mancing, kondisi air, arus, ombak dan angin, dan lain-lain. Jika pemancing sudah sadar dan terbiasa membaca faktor-faktor ini, akan mudah bagi pemancing menentukan lokasi atau spot yang tepat untuk memancing dan hasilnya biasanya menggembirakan.

Salam strike....

Mancing Dipinggir laut

PERSIAPAN
Olahraga memancing merupakan olahraga yang menyenangkan. Dibalik kegembiraan memancing, kadang kita lupa bahaya yang mengintai. Oleh karena itu perlu persiapan sebelum memancing. Berikut ini merupakan peralatan serta perlengkapan yang diperlukan untuk persiapan mancing di laut:
Life Jacket: Kadang sesuatu yang tidak inginkan terjadi pada diri pemancing seperti terjatuh ke laut akibat ombak atau gelombang yang tinggi dan datang tiba-tiba atau salah berpijak. oleh karena itu jaket pelampung penting untuk keselamatan.

Fishing Vest: Fishing vast atau rompi mancing sangat penting bagi pemancing yang aktif untuk menyimpan lure atau umpan, gunting dan aksesoris lainnya.

Fishing Boots: Fishing boots atau alas kaki untuk mancing penting untuk kenyamanan kaki ada ketika basah oleh air dan melindungi kaki dari karang dan benda-benda tajam lainnya.

Pliers, Scissors, dll: Membawa gunting dan tang penjepit penting untuk membantu membuat rangkaian pancing, melepas lure dari ikan, dan lain-lain. Alat ukur juga boleh dibawa untuk mengukur ikan yang kita tangkap.

Polarization Sunglasses: Kaca mata polarize membantu melindungi mata dari sinar matahari dan sambaran benda-benda yang membahayakan mata seperti kail serta mengurangi pantulan sinar matahari dari permukaan air laut.

Landing Net: Kadang ikan besar tertangkap pada saat kita mancing, landing net atau serokan sangat membantu untuk menaikan ikan besar pada spot yang tinggi dan daerah berbahaya.

TACKLE
Berbicara mengenai apa yang kita butuhkan untuk memancing, jawabannya iyalah sebuah rod (joran) dan reel. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai tackle (piranti).

Rod (Joran) - Terdapat banyak macam rod tergantung panjang dan kepadatan. Ketika membeli rod, hal yang perlu diperhatikan adalah ikan target apa yang akan dipancing dan fishing points.
Reel - Terdapat berbagai pilihan reel, ada yang ukurannya kecil, sedang dan besar. Selain itu dalam pemilihan reel, perlu diperhatikan kecocokan dengan rod yang kita miliki, budget, jumlah bearing (semakin banyak semakin bagus), kapasitas benang, bahan (apakah tahan dengan air asin), faktor-faktor lain.
Line - Umumnya fishing line dikelompokan dalam 3 kategori yaitu: PE line, nylon line, dan fluorocarbon line. Kebiasaan yang berlaku, PE line digunakan sebagai main line dan fluorocarbon line sebagai shock leader. Kekuatan shock leader biasanya 3 kali lebih besar dari main line. Dengan menyambungkan line yang lebih tebal di bagian ujung, akan menyerap hentakan akibat perlawanan ikan dan mencegah tali putus akibat gigi ikan yang tajam.
Lure - gunakan berbagai jenis lure sesuai ikan target dan lokasi mancing. Cobalah bereksperimen dengan berbagai macam warna lure sesuai dengan kondisi atau warna air dan cuaca.

JENIS-JENIS LURE
Berikut ini merupakan penjelasan mengenai berbagai jenis lure

Minnow
seperti yang terlihat pada gambar, minnow adalah sejenis ikan kecil yang bergerak secara alami seperti ikan. Kebanyakan lure jenis minnow merupakan tiruan bentuk dan warna ikan yang hampir sama persis. Lure ini digunakan pada fresh water dan salt water, biasanya effektif pada saat ikan sedang lapar dan rakus. Lure jenis ini tersedia dalam berbagai jenis kedalaman, shallow type untuk target ikan yang relatif tidak dalam (dekat dengan permukaan), deep type untuk target ikan yang bermain di kedalaman, floating type merupakan lure yang bermain dipermukaan dan sinking type merupakan lure yang cepat sekali tengelam untuk target ikan didekat dasar.


Top Water
Lure jenis ini menggoda/menarik ikan di permukaan. Lure ini beraksi seperti ikan kecil yangpanik dan lari menjauh. Lure ini sangat effektif untuk memancing ikan yang bermain disekitar permukaan. Yang termasuk lure jenis ini antara lain jenis pencil dan popper yang menciptakan cipratan dipermukaan dan menimbulkan bunyi yang menggoda ikan.


Vibration
Lure jenis ini menghasilkan gerakan bergetar yang tinggi dengan bergoyang-goyang untuk menarik ikan bahkan dalam perairan dingin atau dengan jarak pandang yang rendah.


Metal Jig
Lure yang terbuat dari timah yang tengelam sambil bergoyang dan mengkilat permukaannya. Lure jenis ini biasanya untuk target perairan dalam, tapi bisa juga untuk target perairan sedang tergantun kondisi arus. Bisa digunakan untuk casting dari pantai untuk jigging di tengah (tergantung berat dan bentuknya).


Target Water Range by Lure:


WARNA LURE
Ada banyak macam warna lure. Pemancing kadang bingung dalam memilih warna lure.

Warna lure terbagi atas 2 macam pola yaitu natural color yang mencontoh bait fish atau ikan mangsa dan yang kedua warna-warna mencolok yang kontras/menyolok yang menggoda didalam air. Warna natural terdiri dari hitam, biru, hijau, coklat pada sisi punggung lure. Warna mencolok terdiri dari hijau kekuningan, oranye, merah dan sebagainya.
Warna-warna natural menggoda selera makan ikan sementara warna mencolok menggugah rasa ingin tahu ikan.
Warna effektif untuk untuk menarik perhatian ikan yang sudah kenyang adalah warna mencolok dibanding warna natural/alami. Dengan kata lain warna lure dengan warna alami cocok untuk ikan yang lapar.

PRAKTEK MEMANCING
Minnow

Kebanyakan ikan-ikan kecil bermain dibalik karang ketika air pasang dan karang berada didalam air. Ikan besar pendatang biasanya datang ke lokasi ini untuk memakan ikan-ikan kecil ini.
Jika lokasi ini agak dangkal, dan kondisi air dan karang seperti diatas, penggunaan minnow bisa dipraktekan. Lure yang bisa di lempar jauh sangat direkomendasikan untuk menjangkau daerah yang lebih dalam.


Top Water (permukaan)

Ketika ikan-ikan kecil dikejar oleh ikan besar dipermukaan, pilih lure permukaan seperti popper. Mainkan rod dengan hati-hati untuk membuat cipratan seolah2 ikan sedang menerkam mangsa.


Vibration

Lure jenis ini direkomendasikan sebagai lure pencari di air dalam ketika spot ikan bermain sulit ditemukan, penggunaannya mudah hanya dengan menggulung tali pancing dengan reel.


Metal Jig

Jika ingin cast ke jarak yang lebih dalam dan lebih jauh, metal jig sangat berguna. Metal jig kecil dapat dilempar sangat jauh dan dapat menyelam lebih dalam dari lure dari plastik atau kayu.
Ikan target untuk lure jenis ini adalah ikan yang bermain di dasar dan pertengahan. Ketika menggunakan jig ini, pemancing harus memainkan rod keatas dan kebawah agar jig dapat bergerak sesuai dengan yang kita inginkan

http://www.duel.co.jp/

Banda Aceh Expedition part II

Banda Aceh Expedition

Arus menentukan selera makan ikan


postingan om jabricks, di fishyforum.com



Judul thread ini singkat, tapi mengandung suatu pertanyaan yang jawabannya bisa berkilo2meter panjangnya....

Sebelumnya saya pernah mengutarakan apa yang akan saya ketik ini di suatu thread entah dimana saya juga udah lupa.

Apa hubungan antara arus dan nafsu makan ikan? Begini konon hikayatnya.....

Analisa ini berdasarkan interview saya dengan berbagai nelayan, kapten kapal mancing, dan temen2 dedengkot mancing di seluruh pelosok Indonesia yang udah pernah saya datengin, dan hasil pengamatan saya sendiri selama sekian tahun main di laut.

Gini ceritanya:

Ikan, waktu masih kecil, atau memang jenis2 ikan yang kecil2 dan ga akan pernah jadi gede ukurannya, selalu berenang dalam kelompok. Ini sudah sifat alaminya untuk memperhankan hidup, semakin gede ukurannya biasanya akan semakin solitaire (menyendiri).
Nah seperti kita ketahui, rantai makanan di laut adalah sbb: plankton dimakan ikan kecil, ikan kecil dimakan ikan lebih gede, ikan lebih gede dimakan ikan lebih gede lagi dan seterusnya sampai tingkat teratas yaitu hiu atau paus, dan paling atasnya lagi adalah mamalia darat bernama manusia.

Nah... lalu apa hubungan arus sama nafsu makan si predator ini?

Ternyata, (kata syahibul hikayat) pada saat gerombolan ikan2 kecil ini berenang melawan arus dan dia sampai pada lokasi dimana terdapat tubiran karang, atau apapun yang menghalangi jalannya arus seperti tanjungan pulau, seamount, atol, atau apalah itu yang jelas disitu arus menabrak sesuatu dan terjadilah turbulensi2, ikan2 kecil yang berenang bergerombol itu suka salah langkah, atau formasinya terganggu dengan keadaan arus yang berubah arah atau kecepatannya karena turbulensi itu, disitulah kesempatan ikan predator atau ikan yang lebih gede memangsa mereka. Dalam keadaan tanpa arus, atau arus lemah, kondisi turbulensi akan melemah juga, saat itu gerombolan ikan2 kecil itu formasinya lebih alert (waspada), mereka lebih susah ditangkap sama si pemangsa karena mereka lebih mudah menghindar, buat yang hobi diving atau snorkeling pasti sering melihat hal seperti ini.

Kondisi ini sudah berlangsung dari saat si predator itu masih kecil, ingat... si pemangsa ini pada awal hidupnya juga adalah ikan2 kecil yang pasti juga bergerombol untuk mempertahankan hidupnya, ga ada ikan yang lahir tiba2 jadi gede, semuanya melalui proses alam ini. Nah, untuk bisa jadi gede, si pemangsa ini telah melewati masa2 hidupnya yang sulit, memangsa, atau dikejar2 pemangsa. Kalau dia bisa jadi gede, berarti dia adalah salah satu dari gerombolan ikan2 kecil itu yang mungkin punya kelebihan diantara teman2nya sehingga dia bisa survive jadi ikan gede, proses ini memakan waktu detik demi detik, jam demi jam, hari demi hari bahkan bertahun2 lamanya... dan si pemangsa ini belajar, ya... belajar dari pengalaman.... bahwa ternyata ikan kecil lebih mudah ditangkap kalo formasinya sering buyar, kapan itu? kalo ada arus, ada turbulensi... nah kalo ga ada arus? Dia susah makan, makanya tanpa adanya arus, nafsu makan si predator ini turun drastis, karena dia sudah tau bahwa saat2 ini menangkap makanannya sulit, maka mending dia ga berusaha menangkap daripada buang2 energy. (gw kaya udah pernah jadi ikan aja yee??)
Makanya, bukan hanya manusia yang rumahnya ada bagian2nya, ikanpun begitu, mereka punya rumah yang ada meja makannya, dan biasanya predator hanya makan di meja makannya saja, bukan di bagian lain dari rumah itu.
Rumah mereka adalah gugusan karang, dan meja makan mereka adalah posisi2 dimana terdapat arus yang pada saat2 tertentu kondisinya ideal sekali untuk memergoki ikan2 kecil yang salah langkah dan gampang ditangkap.


Itulah sebabnya, kenapa di satu atol, atau pulau, popping GT hanya menghasilkan strike selalu di lokasi yang sama walaupun ikannya berbeda (karena ikan sebelumnya udah kena pancing dan diangkat naik kapal alias masuk wajan penggorengan), ikan GT baru yang menempati lokasi itu, akan menemukan lokasi meja makannya yang sama seperti ikan sebelumnya (lokasi dimana kondisi arus ideal untuk menangkap mangsa) bukan di pojok2 yang lain dari lokasi itu.
Bagi yang sering popping ke Ujung Kulon pasti sudah hafal dimana point2 yang sering menghasilkan strike dan mana point2 yang walaupun dilempar popper 2 juta kalipun ga akan dapat strike. Lokasi yang tidak pernah menghasilkan strike pasti bukan meja makan si GT, disitu kondisi arusnya tidak mendukung dia untuk berburu dan menangkap makanannya.

Nah, lalu kapan arusnya cocok dan kapan di suatu lokasi menjadi meja makan dan waktu makan bagi si predator? Ini semua berhubungan dengan pasang surut.
Tanpa adanya pasang surut tidak akan terjadi arus, semakin tinggi perbedaan pasang surut, semakin kencang arusnya, semakin kencang arusnya semakin besar kesempatan ikan2 kecil ini kehilangan formasinya. Tapi ada pengecualian untuk hal ini, kadang kala di lokasi yang arusnya suatu saat begitu kuat (karena perbedaan pasang surut yang tinggi, ataupun karena topografinya misalnya selat yang menyempit seperti di merak misalnya) si predator ini malah kesulitan untuk mengejar, atau bahkan ikan2 makanannya sama sekali habis tersapu arus, nah saat ini juga meja makan itu tidak berfungsi sebagaimana mestinya, saat itu si predator akan kehilangan nafsu makannya juga karena kesulitan menangkap mangsanya, tapi... suatu saat kondisi ini bisa berubah jadi ideal sejalan dengan kecepatan arus yang melemah, yaitu pada saat konda pergantian antara puncak pasang atau surut, atau saat dimana perbedaan pasang surut tidak terlalu besar, yaitu diluar masa purnama atau diluar masa bulan baru(gelap).

Masalah ini kompleks sekali, karena untuk suatu tempat menjadi ideal untuk berburu si predator, kecepatan arusnya harus benar2 ideal dan masa2 ini hanya tertentu saja, kadang di suatu lokasi kondisi idealnya benar2 hanya dalam hitungan menit atau jam saja dalam sehari.

Contohnya di alor, saya punya satu lokasi dimana lokasi ini hanya bisa dipancingi kalau posisi arusnya mendekati puncak pasang atau puncak surut sampai dengan posisi sedikit melewati puncaknya, dan ini pada saat bulan purnama atau bulan baru, temponya hanya sekitart 1 jam saja, pada saat bulan seperempat temponya sedikit agak lama sekitar 1,5jam, dan pada saat bulan setengah (saat konda) lokasi ini kosong melompong ikan ga mau makan sama sekali.

Makanya akan sangat22222 berguna untuk mempelajari arus di suatu lokasi, dengan begitu kita dapat memperhitungkan waktu mancing kita secara efisien.



Cerita diatas ini hanya berlaku untuk ikan2 predator yang mencari makan disekitaran karang, contohnya GT, Doggie, Barkud dll. Untuk ikan2 pelagis pengembara seperti tuna, marlin dsb teori ini tidak berlaku, karena apa? Meja makan mereka bukan di sekitaran karang tapi juga di laut dalam, di laut dalam hampir tidak ada turbulensi arus makanya mereka punya pola makan yang berbeda. Famili tuna misalnya, mereka makan dengan cara keroyokan, ikan2 kecil mereka kelilingi dengan kelompoknya dengan berenang memutar, memutar terus sampai diameter lingkaran putarannya semalin lama semakin kecil sehingga suatu saat ikan2 kecil itu tidak punya ruangan lagi untuk bergerak melarikan diri, saat inilah gerombolan predator itu pesta makan, ditandai dengan loncatan2. Saya pernah menyaksikan proses ini waktu musim popping tuna th 2005 lalu di Pelabuhan Ratu, saya melihat laut yang tadinya tenang, ikan kecil2 berenang bergerombol tiba2 gerombolannya panik dan menjadi semakin rapat dan semakin rapat sehingga suatu saat gerombolan itu melompat2 keluar dari air karena sudah tidak ada ruangan tersisa lagi dan beberapa detik kemudian laut mendidih tuna berlompatan menghajar ikan2 kecil itu.

teori2 diatas tidak juga berlaku untuk ikan yang hidupnya di lubang2 karang dan menunggu mangsa lewat untuk disantap, contohnya kerapu, makanya... walaupun arus matek, kerapu tetap punya nafsu makan.

Dari sini kita bisa menarik kesimpulan sbb:

1. Apa target ikan pancingan kita.
2. Bagaimana pola atau cara makan ikan target kita.
3. Cari lokasi ideal yang jadi meja makannya.
4. Cari waktu yang tepat mereka duduk di meja makannya siap menyantap makan siangnya.
5. Sesuaikan teknik menipu acara makan siang mereka dengan umpan pancing kita.

Nah, kalo kelima syarat diatas bisa dijalankan, mungkin ga usah 100% tapi setengahnya aja, paling tidak kita sudah setengahnya ngirit waktu, tenaga, dan biaya yang dikeluarkan untuk mancing. Dan punya 50% kesempatan strike lebih banyak daripada yang pergi mancing awur2an.

Popper ampuh buat casting

POPPER

HALCO roosta 135,195



sudah terbukti di segala penjuru dunia.
ukuran 135 masih ampuh buat popping di pantai.

YOZURI surface bull

baru nyoba, tapi dari tampilan gak kalah sama halco roosta, harganya aja lebih dimana-mana. hehe

BUDI POPPER


popper kayu yang mulutnya bisa buat GT di seputaran terbangun.

RAPALA skitter pop

  

  ini yang paling menarik, ada versi salt dan fresh waternya. tinggal pilih mau casting di sungai apa laut

ADHEK BALI popper

popper lokal yang sudah di ekspor ke negara-negara luar,
gak perlu di ragukan, kalo anda mania popping pastikan popper ini ada di dalam tackle box anda.


Minnow ampuh buat casting


lure ampuh buat casting (pengalaman),
dari ribuan kali lempar lure ini yang paling efektif, tapi bukan promosi ya hehe


MINNOW: 


RAPALA clackin minnow



   ampuh di kondisi air hujau bening sampai kehijauan.


SHIMANO ocea minnow

 
ukuranya tidak terlalu besar, masih bisa di sambar ikan agak kecil

RAPALA x rap for casting (salt water)


gak perlu diragukan kehebatan rapala yang satu ini, coba aja untuk casting di laut atau sekitar muara.

ECOGEAR premium series

ampuh untuk ikan-ikan muara. harga masih lumayan bersahabat.

 YOZURI cristal minnow


minnow yang tampilanya sudah sangat menggoda iman,

HINOMIYA hard lure series

ini dia minnow murah meriah tapi aksinya setara minnow ratusan ribu,
reccomended buat yang belajar casting

Halco Popper 135


Halco Roosta Popper


Roosta Popper 105/135 ™

-
The Popper Roosta adalah di tepi pemotongan desain Popper modern. Sepenuhnya komputer yang dirancang dan prototyped, ini memancing berderak adalah baik pengambilan lurus sensasional dan Popper blooping. Pembobotan belakang memberi kemampuan pengecoran luar biasa dan kepala yang unik dan bentuk tubuh mengurangi keranjang wheeling dan menghasilkan kebisingan yang luar biasa dan percikan.
-
Roosta Popper 135 ™ Spesifikasi
Panjang: 135 mm
Berat: 48 gram
Berenang Kedalaman: Permukaan
Hooks: No.2 / 0 Mustad trebles 3X
Kecepatan: Lambat untuk cepat mengambil
Aplikasi: Lurus mengambil bermunculan, blooping
Buoyancy: Mengambang

- Cara Ikan -
The Roosta ini dirancang untuk digunakan sebagai Popper pengambilan lurus dan blooper a. Ketika diambil, aksi dapat diubah oleh tingkat ujung batang. Menjaga ujung dekat dengan air menciptakan aliran gelembung besar sebagai daya tarik trek melalui air dengan tindakan menggeliat sedikit. Hal ini dapat sangat berguna dalam kondisi permukaan kasar di mana godaan perlu disimpan dalam air untuk meminimalkan wheeling keranjang. Splash, pengambilan gelembung rendah tinggi juga dapat berguna untuk ikan yang malu percikan besar. Dengan menjaga ujung batang pada ketinggian menengah (2 meter dari permukaan air) godaan menciptakan tindakan maju percikan klasik dengan wajah cangkir menciptakan percikan maksimal. Bagian belakang datar iming-iming menjadi permukaan perencanaan dan iming-iming tetap tegak dan stabil.
-
Sebuah pengambilan batang tinggi tip menciptakan tindakan skittering sepanjang permukaan. Iming-iming tidak menciptakan cipratan maju yang besar, melainkan sisi dan percikan belakang mirip dengan garfish melarikan diri (bally hoo). Untuk Bloop Popper memungkinkan godaan untuk berhenti, bagian belakang akan tenggelam dan godaan siap untuk robek. Rip dari ujung batang menciptakan percikan maju yang besar sebagai daerah perencanaan belakang naik ke permukaan dan cangkir menghadapi penggalian yang sulit. Ketika berhasil blooped, besar "menggelegak" kebisingan dapat didengar. Setelah merobek memikat, memungkinkan untuk berhenti dan untuk bagian belakang tenggelam. Iming-iming ini kemudian siap untuk merobek lagi. Blooping yang terbaik dilakukan dengan ujung batang diadakan rendah.
-
Roosta juga akan troll sangat baik. Hal ini cukup stabil untuk dikendalikan dalam pola umpan untuk serangan permukaan balistik. Cobalah ketinggian batang ujung yang berbeda untuk tindakan yang diinginkan dan untuk memperhitungkan kondisi laut.

- Tip -
Popper saat casting selalu memungkinkan beberapa detik setelah umpan telah memukul air sebelum Anda memulai pengambilan Anda. Hal ini memungkinkan godaan untuk menemukan daya apung yang benar dan posisi istirahat di dalam air sebelum mengambil. Dimulai dengan mengambil momen iming-iming hits air sering menemukan iming-iming tidak berperilaku dengan benar untuk pertama beberapa meter. Seringkali ini adalah zona kritis mogok.

Halco Roosta Popper 135 Big besar mata ... yang tidak benar-benar melayani tujuan ...



Berikut suntikan perut. Begitu bosan selama salah satu akhir pekan, melakukan beberapa dekorasi DIY dengan Popper ... :-P
GT hanya ... Tenggiri juga dapat ...

Pls Bite akurat ... :-Ppp
Halco Roosta beraksi .